Pesantren Madrasah Aliyah (MA) Al-Hamidiyah
Home > Berita
Berita

Silaturahmi FKOS, Momentum Pererat Komunikasi Wali Santri dan Pesantren Al-Hamidiyah

Sabtu, 03 Mei 2025 Oleh M. Yasir 140 kali

Depok – Forum Komunikasi Orang Tua Santri (FKOS) bersama Pesantren Al-Hamidiyah menggelar kegiatan silaturahmi dengan wali santri kelas X, XI, dan XII MA Al-Hamidiyah pada Sabtu, 3 Mei 2025. Acara yang berlangsung di Masjid Jami Al-Hamidiyah ini sekaligus menjadi penutup kepengurusan FKOS masa bakti 2024–2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah, Prof. Dr. KH. Oman Fathurahman, M.Hum.; Wakil Kepala Pengasuh, KH. Abdul Rasyid, Lc.; Kepala Madrasah Aliyah Al-Hamidiyah, Herman Zuhdi, M.Pd.; Ketua FKOS MA, Khaerul Anam, S.Pi., M.Si.; perwakilan Dzurriyah Almaghfurlah KH. Achmad Sjaichu, Muhammad Hanif Alman Bimo; serta jajaran pimpinan, dewan guru, pembina kepesantrenan, dan para wali santri.

Dalam sambutannya, Bapak Herman Zuhdi selaku Kepala Madrasah Aliyah Al-Hamidiyah menyampaikan apresiasi atas kehadiran para wali santri dan mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama ini. Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila pelayanan dari pihak sekolah dan pesantren belum maksimal.

Ketua FKOS, Bapak Khaerul Anam, turut menyampaikan rasa terima kasih kepada para pembina dan dewan guru MA Al-Hamidiyah atas kerja sama dan bimbingan selama masa kepengurusan. Ia berharap kegiatan silaturahmi ini dapat dilaksanakan secara berkala sebagai wadah komunikasi dan sinergi antara wali santri, guru, serta pembina asrama.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Oman Fathurahman memaparkan model pembelajaran yang diterapkan di Pesantren Al-Hamidiyah. Ia menjelaskan bahwa pesantren berupaya mencetak santri dengan profil ideal yang mengintegrasikan antara ilmu agama dan ilmu umum. Profil tersebut mencakup:

  1. Santri yang cakap dalam bidang akademik dan ilmu pengetahuan umum, namun juga memiliki kemampuan dalam membaca, memahami, serta mengamalkan ilmu kitab dan keagamaan.

  2. Santri yang mendalami ilmu agama, fasih membaca Al-Qur’an, menguasai ilmu fikih, sekaligus mampu mengikuti perkembangan ilmu sains dan teknologi.

  3. Santri dengan semangat dakwah seperti Almaghfurlah KH. Achmad Sjaichu—mampu berdakwah, memimpin, serta menjadi tokoh yang berpengaruh di tengah masyarakat.

Selain itu, Kiai Oman menegaskan pentingnya tiga kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap santri, yaitu:

  1. Kemampuan menjadi imam salat dengan bacaan yang benar dan tartil, melalui pembelajaran Al-Qur’an dengan metode bil qolam.

  2. Kemampuan memimpin doa dan tahlil secara fasih dan penuh penghayatan.

  3. Kemampuan berbicara di depan umum, yang diasah melalui kegiatan muhadharah secara rutin.

Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif, di mana beberapa wali santri menyampaikan pertanyaan dan harapan mereka kepada manajemen pesantren. Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Abdul Rasyid, kemudian dilanjutkan dengan prosesi musyafahah antara para wali santri dan pengasuh pesantren.

Melalui forum silaturahmi ini, diharapkan tercipta komunikasi yang lebih terbuka dan kolaboratif antara pihak pesantren dan orang tua. Sinergi ini menjadi fondasi penting dalam mendukung pembinaan karakter, spiritualitas, dan prestasi akademik para santri di masa mendatang.

Pewarta: Muhammad Yasir

Archive